Selasa, 20 April 2010

ANDRI WISNU (153080261)

ROKOK ADALAH KEHIDUPAN

Tak pernah terbesit di pikiran pak yadi untuk menjadi tukang rokok keliling. Hanya demi asap dapur tetap mengebul beliau pun melakukan pekerjan ini, setelah di PHK dari karyawan pabrik.

Malam dikawasan depan istana Negara Yogyakarta terasa ramai seperti hari-hari biasanya. Hilir mudik kendaraan bermotor baik kendaraan pribadi maupun bus-bus pariwisata, becak, kereta kuda maupun pejalan kaki saling bergantian melewati jalan-jalan di kawasan ini. Daerah ini sebenarnya lebih dikenal sebagai kawasan “nol kilometer” . Hal ini dikarenakan pusat ukur jarak tempat, ataupun kota-kota di kawasan Yogyakarta berasal dari titik ini. Tepatnya di perempatan depan kantor pos ataupun depan monumen serbuan satu maret. Dikawasan ini merupakan tempat yang banyak digunakan warga yogyakaerta maupun wisatawan untuk menikamati malam di kota Yogyakarta. Kawasan ini memang sangat sering digunakan untuk soting film, berfoto-foto ataupun bersenda gurau dengan teman-teman. Bayak juga komunitas-komunitas yang berkumpul di sini untuk sharing-sharing.

Di sela hiruk-pikuk keramaian kawasan nol kilometer, terdapat sesorang yang tidak henti-hentinya berjalan dan menawarkan barang dagangannya. Sekali-kali bapak itu berhanti untuk melayani konsumennya dengan sbar dan penuh senyum. Bapak tersebut bernama Pak Yadi (45) yang sering menjajakan rokok dagangannya dengan membawa tas yang di buat sedemikian rupa agar dapat digunakan untuk menempatkan rokok. Pak yadi menjajakan dagangannya di sekitar kawasan nol kilometer sejak 8 tahun yang lalu. Setelah berbincang-bincang sejenak sambil sesekali pak yadi menghisap rokok di sela-sela jemarinya, bapak menceritakan sedikit tentang hidupnya. Sebelum bekerja sebagai pedagang rokok bapak dulunya adalah seorang karyawan pabrik sepatu di Gresik, Jawa Timur, namun karena krisis ekonomi yang melanda negri ini bapak terpaksa di PHK oleh pabrik tersebut. Setelah di PHK bapak hanya bekerja serabutan dan pada akhirnya menjajakan rokok keliling di kawasan ini.

Setiap hari bapak dua orang anak ini berjalan dari rumahnya di kawasan bantaran kali code untuk menjajakan dagangannya. Mulai sore hari pak yadi sudah mulai menjajakan rokoknya di kawasan ini. Hasil yang di dapatkan setiap malam tidak pasti dari Rp 20.000-Rp40.000kalau ramai. Di sela-sela pembicaraan saya pun bertanya, apakaha cukup pak untuk kehidupan sehari-hari?, “ya dicukup –cukupin mas, nahwong saya harus mengidupi anak-anak saya yang masih sekolah, sedangkan ibune cuma buruh cuci. Dari pada nganggur di rumah mendingan dodol ngeneki mas” ujar pak yadi yang menjawab dengan logat bahasa jawanya sambil tersenyum dan mengeluarkan asap rokok dari mulutnya.

Senin, 19 April 2010

FEATURE NEWS RIZKIE DYCA (153080283)


SAMBUNG HIDUP DENGAN SENAR

Didin “kapuk” Saputra lulusan D-3 salah satu perguruan swasta di Solo ini kini hanya pasrah pada keadaan dan menyambung hidup dengan hobinya bermain gitar. Remaja 22 tahun ini juga bingung mau melanjutkan kerja apa setelah berkali-kali mencoba melamar pekerjaan namun ditolak. Sempat ia bekerja di salah satu pabrik di Kota Solo tepatnya di pabrik genteng Morin namun ia tidak kuat karena memang gaji yang pas-pasan tidak sesuia dengan pekerjaan beratnya.

Ia hanya hidup dengan ibunya yang menjadi penjual angkringan di belakang kampus ISI Solo. Untuk membiayai uang kuliahnya pun ia sempat membantu berjualan ibunya saat sore menjelang malam hingga tengah malam. Hal itu dirasanya kurang cukup maka saat kuliah ia juga menyisihkan rasa malu dan gengsinya sebagai mahasiswa. Ia rela “mengamen” di sekitar terminal Tirtonadi.

Semasa SMA ia juga senang bermain band dengan teman-teman sebaya. Ia sempat menjadi juara di beberapa festival band pelajar Kota Solo. Prestasi itulah yang sempat membuatnya terobsesi menjadi pemain band karena memang itu cita-citanya yang sedikit menyimpang dari cita-cita semasa kecil menjadi polisi. Pernah sekali ia dan bandnya ditawari rekaman indie label namun patokan harga dari penyelenggara yang lagi-lagi menjadi kendala, maklum latar belakang personil bandnya relative sama. Ia termasuk satu-satunya yang beruntung diantara teman-teman band karena yang lain maksimal hanya lulusan STM namun ia berhasil menyelesaikan studi D-3nya. Namun semua angan-angan yang ingin diwujudkannya tak dapat ia raih.

Semangat pantang menyerah darinya yang patut diambil contoh, tak perduli apapun statusnya tapi ia tetep berusaha bertahan hidup dengan caranya. Kini ia tidak hanya sekedar mengamen di daerah terminal Tirtonadi namun kini ia mengamen mengikuti arah jalan bis antar kota antar provinsi. Namun saat ditemui ia sedang menyalurkan bakatnya dan mencari rejeki disekitaran malioboro dan alun-alun. Ia tidak pernah menyalahkan garis hidupnya yang tak nyaman namun ia coba mengambil hikmah dibalik kerasnya hidup yang dijalaninya. Cukuplah hasilnya untuk bertahan hidup dan diberikan kepada ibu tercinta sekedarnya saat ia menemuinya di Kota Solo kelahirannya.

Selasa, 13 April 2010

ANDRI WISNU S (153080261)

HARD NEWS

Truk pengangkut tangki elpiji melintang di jalan

Klaten—Diduga karena sopirnya kelelahan dan mengantuk setelah perjalanan jauh dari Cilacap, sebuah truk tangki pengakut tangki Elpiji terguling.
Truk dengan Nopol AD 1956 AU terguling melintang di Jl Jogja-Solo, Klepu, Ceper Klaten, Jumat (9/4). Akibatnya arus lalu lintas dari arah Solo dialihkan memutar lebih dari 5 km. Berdasarkan informasi dari seorang saksi mata Marno, 50, warga setempat, truk yang dikemudikan oleh Agus Wahyudi, 37, melintas dari arah Jogja sekitar pukul 04.30 WIB. Truk tersebut menyerempet truk pengangkut batu bata dengan Nopol AD 6721 YV yang dikemudikan oleh Slamet, 42, sebelum akhirnya oleng dan terguling kea rah kanan dan melintang di tengah jalan. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Sopir tangki yang merupakan warga Desa Brujul, Karanganyar tersebut segera dilarikan ke RSUD Klaten.

ANDRI WISNU S (153080261)

SOFT NEWS

“Camera Lomography” kamera plastik yang mengasikkan

Zaman sekarang banyak sekali orang yang cinta Fotografi. Memiliki kamera SLR sudah menjadi tren. Tapi dengan kebutuhan yang melambung bisa bikin kita pening. Butuh banyak uang. Nah, mau yang murah, menarik, seru, fun, dan tidak butuh pinter-pinter fotografi, jawabnya adalah LOMOatauLomography.

Lomografi ini adalah sebuah trademark dari produk Lomographische AG asal Austria. Nama ini dilisensikan dari perusahaan LOMO PLC di St. Petersburg, Russia. Kamera LOMO LCA 35 mm memiliki lensa yang tidak biasa yang menghadirkan banyak distorsi di bagian tepi gambar dan gambar yang jernih di bagian tengah. Kamera jenis ini dipopulerkan oleh seorang pengusaha asal Austria yang memiliki galeri internasional.

Lomography menghadirkan gaya fotografi yang kasual dan lebih dekat dengan gaya snapshot, gangguan foto seperti over-saturated colors, lens artifacts, dan cacat gara-gara exposure malah menghasilkan efek yang abstrak. Kamera ini bagus sekali untuk dipakai sehari-hari karena ukurannya kecil, dan kemampuannya untuk mengambil gambar di daerah yang cahayanya rendah.Kalau Eastman Kodak punya konsep “Kodak moment”, maka Lomography punya konsep “don’t think, just shoot” yang mengandalkan pada spontanity, close-up dan tidak terlalu memikirkan tehnik foto formal.


Lomographer adalah komunitas para fotografer Lomography, mereka adalah komunitas penggemar kamera kompak Lomo dan kamera plastik mainan lainnya. Lomo diambil dari nama perusahaan persenjataan dan optik Rusia yang menghasilkan kamera kompak tersebut. Kamera kompak pertama buatan pabrik ini diberi nama Lomo Kompakt Automat atau lebih dikenal LC-A ( Lomo Compact Automatict). Lomographer memilih kamera ini karena kemudahan dan tak perlu memikirkan hal-hal sangat teknik, yang dipentingkan adalah moment, warna, bentuk, dan gambaritusendiri.


Perkembangannya tidak hanya satu jenis kamera, ada bermacam kamera yang selalu lomographer gunakan, seperti Holga kit, Colorsplash camera, Horizon 202, Pop 9, Action sampler, Cybersampler, Super Sampler, 3D Camera set, Smena 8 dan Seagull TLR.

DESTYA TRI WIDIANTARA (153080281)

SOFT NEWS

Burjo dengan Layanan Hotspot

Teknologi berkembang secara cepat salah satu contohnya internet dimana teknologi internet merupakan sebuah media untuk memperoleh informasi secara cepat dimanapun dan kapanpun. Internet yang dahulu hanya bisa diakses malalui warnet (warung internet) dan juga harus mengeluarkan uang bahkan ada yang sampai mengantri untuk bisa memperoleh sebuah informasi atau apapun dari internet atau yang sering disebut dengan mengakses internet sekarang bisa diperoleh secara gratis dan tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya akses internet dan juga tidak perlu mengantri.

Hotspot adalah tempat-tempat tertentu (biasanya tempat umum) yang memiliki layanan internet dengan menggunakan teknologi Wireless LAN, seperti pada perguruan tinggi, mall, plaza, perpustakaan, restoran ataupun bandara. Layanan internet seperti ini, ada yang berbayar dan sangat banyak yang menyediakan secara gratis. Seperti pada sebuah Burjo yang berada pada jalan Perumnas condong catur Yogyakarta, pemilik Burjo tersebut memasang layanan hotspot secara gratis untuk menarik para pelanggan yang rata- rata adalah kalangan mahasiswa.

Hampir setiap hari borjo tersebut tidak pernah sepi dari para pelanggan, menurut Aa’(24) salah seorang pegawai burjo tersebut mengatakan bahwa setiap hari kurang lebih 100 orang yang datang ke Burjo untuk menikmati layanan hotspot sembari memesan makanan atau minuman yang ada. Menurut Asep, pemilik Borjo tersebut mengatakan bahwa “ ini merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan panjualan dan saya pikir belum ada Burjo yang menyediakan layanan Hotspot seperti ini” tuturnya.

Andri (20) seorang pengunjung Burjo mengatakan “selain akses hotspot disini lumayan cepat, harga makanan disini juga murah walaupun ada selisih harga minuman sekitar Rp. 500; dari burjo biasanya tapi itu wajar saja”. “Memang harga disini kami naikkan untuk biaya pemakaian hotspot”, tutur Asep.

RIZKIE DYCA (153080283)

HARD NEWS

TIM BASKET PUTRA-PUTRI POPDA BOYOLALI MINIM JAM TERBANG

Walaupun tim basket putra-putri kalah, PERBASI Boyolali tetap berlapang dada dengan hasil tersebut. Ketua PERBASI Boyolali, Insan Adi Asmoro mengatakan bahwa “kalah menang adalah biasa, hanya soal waktu dan jam terbang.”

Rabu(14/4) di Kabupaten Karanganyar digelar Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) se-karisidenan Surakarta. Pergelaran yang menjunjung tinggi sportifitas pelajar daerah yang rutin diadakan setahun sekali tersebut rutin diikuti oleh partisipan dari 7 Kabupaten se-karisidenan Surakarta yakni. Solo, Sukoharjo, Sragen, Wonogiri, Boyolali, Klaten, dan Karanganyar. Kali ini yang menjadi tuan rumah adalah Karanganyar dengan lapangan outdoor balai kota. Pertandingan dengan sistem gugur tersebut mempertemukan Solo vs Karanganyar, Sukoharjo vs Wonogiri, Boyolali vs Klaten dan Sragen diuntungkan mendapat bye. Sama ditempat tim putra dan putri.

Pertandingan cukup ketat tersebut meloloskan unggulan utama Solo dan di ikuti oleh Sukoharjo, Klaten dan Sragen di semi final. Solo memang sudah diunggulkan melaju karena meang tradisi tahunan. Partai seru terjadi antara Boyolali vs Klaten dimana keduanya memang saling bergantian mengisi posisi final menemani Solo. Pertandingan cukup ketat dari quarter 1 sampai 4 tersebut berakhir dengan skor 33-29 untuk keunggulan Klaten. “Boyolali yang bermaterikan anak-anak SMA didikan 2 bulan nampaknya belum berhasil mematahkan kekuatan tim Klaten”, ungkap Insan adi Asmoro. Ia menambahkan bahwa “Boyolali tidak kecewa dengan hasil buruk 2 tahun ini dan PERBASI tetap memiliki agenda turnamen bola basket di Juli mendatang”.

Semangat dan dorongan dari Ketua PERBASI tersebut dinilai tidak mematahkan semangat pelajar-pelajar Boyolali dan diharapkan mereka lebih semangat berlatih untuk mempersiapkan tim sekolah mereka agar dapat menjadi juara pada turnamen pelajar tersebut. Karena juga berfungsi menambah pengalaman dan jam terbang.